
PB IDI sudah beberapa kali pertemuan dengan pemerintah DKI Jakarta dan PT Askes guna mengetahui sejauh mana perkembangan program tersebut. Bidang Pengembangan Sistem Pelayanan Kesehatan PB IDI, Dr. Gatot Sutono, MPH mengharapkan agar program ini lebih cepat untuk melangkah ke suatu perjanjian kerjasama (MOU) serta ditandatangani agar kegiatan ini langsung berjalan. “Kalau sudah di setujui, maka tanggal 20 Mei itu akan ada tandatangan apakah nanti MOU atau Perjanjian Kerjasama itu tergantung keputusannya dari Asisten III DKI Jakarta,”kata Gatot kepada IDI NEWS baru-baru ini di Jakarta.
Peran IDI, menurut Gatot, sebagai motor untuk menggerakkan penerapan sistem pelayanan kesehatan terpadu berbasis pelayanan primer. Karena pelayanan primer inilah, peran IDI jadi yang paling menentukan.
“Kita sepakat akan mencoba model uji coba di satu kecamatan, mungkin yang nanti kita pakai Kecamatan Tanjung Priok dan Kecamatan Marunda. Peran IDI akan bekerja di semua pihak yang terkait, kemudian akan meletakkan pondasi untuk sistem pelayanan tersebut,”tambah Gatot.
Selain PT. Askes yang menjadi mitra PB IDI dalam program KJS DKI Jakarta ini, PB IDI juga akan bekerjasama dengan FKUI. Nantinya semua akan diberikan penjelasan, agar tugas-tugasnya menjadi terarah.
Dr. Gatot juga mengharapkan kerjasama ini akan berlanjut lima tahun, karena untuk membangun sistem itu tidak cukup beberapa hari atau beberapa bulan saja, tetapi minimal dalam lima tahun ada uji coba yang akan dikeluarkan segera. Kalau ini hasilnya bagus, nanti bisa dibuat regulasinya dan akan diterapkan di seluruh Indonesia.
“Maksudnya kalau percontohan ini dalam satu kecamatan hasilnya bagus, kemudian akan diterapkan di seluruh DKI. Kalau seluruh DKI juga berhasil, maka selanjutnya akan diangkat oleh Kemenkes yang akan diterapkan di seluruh Indonesia,” kata Gatot.
(Indra/Donna)
Tidak ada komentar: